Thursday, December 18, 2008

Press Release PKS Fans Club - Taiwan

http://pksfansclub.blogspot.com/

Assalamualaikum Wr Wb

Saudara/i ku sekalian yang di cintai Alloh,

Kami mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi dan dukungan saudara/i dalam terselenggaranya lounching PKS Fans Club di bumi Taiwan, 14 Desember 2008 kemarin. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan kemudahan untuk kita dalam membangun tatanan masyarakat dan pemerintahan Republik Indonesia yang kita cintai menuju masyarakat yang adil dan sejahtera dalam keridhoan Alloh SWT.

Kami mengerti dan memahami betapa tinggi semangat saudara/i dalam membangun aura perjuangan Partai Keadilan Sejahtera di bumi Taiwan ini sehingga nilai-nilai sepirit yang terbangun setidaknya sama seperti perjuangan saudara/i kita di tanah air bumi pertiwi. Semangat ini bukan hanya nampak dalam kerja-kerja perjuangan namun juga harapan untuk mengibarkan bendera Partai Keadilan Sejahtera tanpa embel-embel lain. Seiring dengan target pemenangan pemilu 20%, kita tidak lagi malu-malu ataupun takut untuk menampilkan Partai Keadilan Sejahtera di arena publik.

Saudara/i ku yang dikasihi Alloh,
Sampai saat ini Kebijakan Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera belum menetapkan perwakilan-perwakilannya di Luar Negeri termasuk dalam garis struktural partai oleh karenanya untuk merepresentasikan keberadaan PKS di LN baru sebatas PIPPKS (Pusat Informasi dan Pelayanan Partai Keadilan Sejahtera). Berhubung di bumi Taiwan ini belum ada PIPPKS Taiwan dan dalam pembentukannya pun memerlukan persyaratan kelayakan maka untuk Taiwan baru sebatas PKS Fans Club yang merupakan wadah aspirasi kader dan simpatisan dalam menyalurkan semangan juang PKS di bumi Taiwan ini.

Saudara/i yang sekalian yang berbahagia,
Bumi pertiwi sedang menanti uluran tangan kita, karya-karya kita, dan segala potensi yang ada pada kita, karena itu marilah kita bangun kebersamaan, sampingkan bentuk perbedaan tumbuhkan semangat juang dan mari berkarya bersama PKS Fans Club.
Semoga Alloh SWT senantiasa bersama kita. Wahai saudara/iku para pemuda, ketahuilah bahwa harapan itu masih ada, harapan Indonesia yang adil dan sejahtera dalam keridhoan Alloh SWT.
Selamat berjuang.... ...

Wassalamualaikum Wr Wb

Hormat kami,

Doni Astoto
Koordinator PKS Fans Club

Label:


Wednesday, October 29, 2008

Ketua PKS Aceh Sesalkan Aksi Oknum Anggota Partai Aceh

HTML clipboard

Sumber: Situs modus.or.id, 30-10-2008

Banda Aceh,(Modus.or.id). Ketua DPW PKS Aceh, Tgk H Ghufran Zainal Abidin, MA menyesalkan tindakan oknum Partai Aceh (PA), yang mengancam kader PKS di Bireuen. Ancaman itu telah mencemarkan perdamaian dalam pemilu yang selama ini tengah berjalan.
 
“Tindakan dilakukan oknum PA merupakan pelecehan terhadap perempuan dan hak asasi manusia. Aparat keamanan diminta mengusut tuntas kejadian tersebut. Kalau dibiarkan, saya khawatir akan terjadi kegundahan dalam masyarakat, karena mereka tidak bisa menentukan pilihan sesuai dengan nuraninya,” ujar Ghufran, baru-baru ini.
 
Ghufran berharap kejadian serupa tidak terjadi kepada kader partai lain. Ia juga mengajak seluruh komponen di Aceh, untuk bersama mewujudkan pemilu yang damai, bebas dari intimidasi dan paksaan. Dan jika ada yang mengintimidasi hendaknya dijadikan musuh bersama dan dilawan.

Dikatakannya, insiden tersebut berawal saat Erna (21), kader partai PKS, hendak pulang ke rumahnya di Desa Geulanggang Rayek Kecamatan Kutablang Bireuen. Di tengah perjalanan, Erna dihadang dua orang yang mengaku sebagai kader PA. Saat penghadangan itu tidak ada satu orang pun yang melintasi jalan tersebut dan praktis hanya tiga orang yaitu Erna dan dua orang dari PA.
 
Ia menyebutkan penghadangan itu buntut dari penolakan Erna atas permintaan oknum PA untuk tidak mengibar bendera PKS di rumahnya. Tapi larangan tersebut ditolak Erna, Ia malah melawan kedua oknum tadi.
 
“Waktu itu kader kita mengatakan kepada kedua oknum tadi bahwa kampanye adalah hak setiap orang, kalau kalian mau protes silakan ke KIP, jangan dengan saya,” ujar Ghufran mengutip keterangan Erna.
 
Keesokan harinya, Sabtu 25 Oktober, Erna yang baru pulang dari kampus kembali dihadang oleh oknum PA. Namun bukan orang yang sama. Oknum tersebut mengancam akan menggorok leher Erna dan keluarganya serta membakar rumahnya bila masih memasang bendera partainya di rumah.

Tapi lagi-lagi Erna membalas ancaman tersebut bahwa dia tidak takut dengan ancaman murahan, yang dia takut hanyalah Allah. Akhirnya oknum PA tersebut, menyerobot pin partai yang melekat di jilbab Erna dan menariknya, sehingga jilbab politisi perempuan itu kusut.
 
Ghufran berharap kejadian serupa tidak terjadi kepada kader partai lain. Ia juga mengajak seluruh komponen di Aceh, untuk bersama mewujudkan pemilu yang damai, bebas dari intimidasi dan paksaan. “Jika ada yang mengintimidasi hendaknya dijadikan musuh bersama dan tidak segan–segan untuk dilawan,” demikian Ghufran.
 
Sementara itu, Herdiansyah Rahman berpendapat aksi unjuk rasa massa dan anggota PKS Kabupaten Bireuen ke kantor Partai Aceh Kabupaten Bireuen adalah bentuk kekecewaan dari massa PKS terhadap bentuk arogansi ataupun kekerasan serta intimidasi yang selama ini banyak dihadapi massa PKS di berbagai daerah.
 
"Tidak menutup kemungkinan, kejadian unjuk rasa ini disebabkan karena tidak hanya di Bireuen saja, aktivis PKS yang diteror atau diancam kader Partai Aceh, sebab sebelumnya juga banyak terjadi di Aceh Jaya," tambah pengamat politik ini seraya menambahkan kader parpol lainnya juga sering mendapatkan intimidasi dari kader serta anggota parlok tertentu seperti yang dialami kader Partai Gerindra di Aceh Tamiang, kader Partai Demokrat di Bireuen ataupun kader Partai Rakyat Aceh di Tangse Kabupaten Pidie.

Menurutnya, para petinggi Partai Aceh harus bisa menertibkan dan mendewasakan anggotanya agar tidak berbuat anarkhis, sebab kalau tidak salah Hasan Tiro juga melarang anggota eks GAM melakukan tindakan anarkhis kepada masyarakat.
 
"Himbauan tersebut ada baiknya sebab kalau anggota eks GAM ataupun Partai Aceh terus menerus melakukan tindakan yang mengecewakan masyarakat umum atau membuka konflik dengan konstituen politik lainnya jelas akan mengurangi kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap Partai Aceh," tambah peneliti masalah politik ini seraya menambahkan aksi-aksi pelemparan granat dan lain-lain yang selama ini dilakukan OTK atau pihak yang tidak suka dengan kebesaran Partai Aceh juga akan menuai hasil "counter productive" karena malah hanya menimbulkan simpati kepada Partai Aceh sebagai pihak yang teraniaya.

"Kegiatan pelemparan bom/granat yang dilakukan pihak manapun harus dihentikan. Jangan sampai tindakan tersebut malah membuat Partai Aceh dinilai sebagai kelompok teraniaya oleh masyarakat sehingga harus didukung, sebab harus diingat hampir seluruh parpol atau pilpres yang menang di Pemilu, karena sebelumnya diposisikan sebagai pihak yang teraniaya," tambahnya. (Bustami/Albino Darussalam)

Tuesday, October 28, 2008

Sekretaris DPW PA Bireuen: Tidak Benar Kader PKS Diintimidasi

HTML clipboard

* Hanya Sebatas Pembicaraan Teman, Bukan Politik

Sumber: rakyataceh.com, 29-10-2008

BIREUEN-Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (PA) Bireuen membantah pernyataan yang menyebutkan dua kader parlok itu, melakukan intimidasi dan pelecehan terhadap kader puteri PKS. Bahkan, pengurus parnas (PKS red) tersebut, dituding terlalu membesar-besarkan isu yang belum jelas duduk persoalannya. Buktinya, setelah dilakukan pengecekan ke lapangan, ternyata tudingan itu tidak terbukti. Demikian keterangan Sekretaris DPW PA Bireuen, Muzakkir didampingi Sekretaris Komite Peralihan Aceh (KPA), Abu Karim saat ditemui koran ini, Selasa (28/10).

Penjelasan itu disampaikan terkait aksi demo puluhan kader PKS ke kantor PA awal pekan ini.”Kami telah melakukan pengecekan, dua kader PA yang juga anggota KPA, kenal dengan korban Erna yang merupakan caleg PKS, obrolan mereka hanya sebatas pembicaraan teman sekampung dan tidak menjurus pada persoalan politik, konon lagi sikap dan tindakan yang menjurus pada intimidasi, tidak benar itu terjadi,” sebut Muzakkir.

Dia mengaku terkejut mengetahui kedatangan puluhan kader PKS berpakaian semi militer mengepung Kantor DPW PA. Sebab sebelumnya Abu Karim mendapat telepon dari Ketua Umum DPD PKS BIreuen, Fauzi SSi yang hendak bertemu. Namun rencana awal itu batal setelah belum disepakati lokasi pertemuan.

”Saya cukup kaget saat menerima kabar ada pasukan berpakaian hitam berorasi di depan kantor PA, mereka juga membentang spanduk menyebut-nyebut Hasan Tiro, lantas saya coba mendatangi mereka,” sebut Abu Karim.
Muzakkir menambahkan, setelah mengentahui aksi itu tidak mengantongi izin kepolisian, lantas pihaknya meminta para pendemo untuk berdiskusi.

Namun urung mendapat solusi terbaik karena beberapa kader PA yang baru datang dan kecewa melihat aksi tersebut, meminta kader PKS itu melucuti pakaian mereka sendiri karena dinilai salah besar. ”Kami merasa hal itu wajar karena dilakukan di halaman kantor PA, mereka sudah mengusik kami,” tambahnya.

Kendati demikian, Abu Karim maupun Muzakkir sangat menyesalkan tindakan kader PKS, karena bukan sepenuhnya dilakukan oleh kader PKS Bireuen, melainkan ikut disusupi pihak-pihak dari luar Bireuen yang hendak memperkeruh suasana, di samping itu aksi kemarin disebutnya secara tidak langsung memberitahukan kepada masyarakat bahwa keberanian itu ada sama pihak PKS.
Muzakkir mengatakan, tindakan kader PKS kemarin sangat salah, karena secara struktur, persoalan itu dapat dibahas pada tingkat kecamatan.

Namun tidak dilaporkan ke tingkat kecamatan dulu, malah langsung diperbesar hingga tingkat propinsi. Lebih lanjut disebutkannya, pihak PA akan berkoordinasi terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun pihaknya akan menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan kasus itu.

Informasi dihimpun koran ini menyebutkan, kronologis kejadian bermula pada tanggal 24 dan 25 Oktober lalu, di Desa Geulanggang Rayeuk, Kecamatan Kutablang, Bireuen. Kala itu, Ernawati (21) warga desa itu mendapat intimidasi dan ancaman pembunuhan karena memasang bendera partainya (PKS-red) di pekarangan rumahnya.

Lantas dua anggota PA, warga setempat yakni, Sidan dan Nasir Usup Jalu, disebut-sebut telah dua kali mengancam Erna. Kendati demikian, laporan resmi terkait kronologis telah disampaikan ke pihak berwajib dalam hal ini Polres Bireuen.

Sementara Ketua Umum DPD PKS, Fauzi SSi yang ditanyai wartawan kemarin mengatakan, pihaknya menyesalkan sikap dan perlakuan intimidasi yang diterima oleh korban yang merupakan kader puteri PKS, dia berharap perlakuan itu tidak terulang kembali oleh elemen masyarakat lain, sehingga dikhawatirkan dapat mencoreng perdamaian.

Dia mengaku, aksi spontanitas kader PKS yang direfleksikan di halaman Kantor PA Bireuen, awalnya sebut Fauzi, mereka hanya ingin menyerahkan pernyataan sikap sambil berorasi menyampaikan uneg-uneg, setelah memberitahukan kepada pihak PA maupun KPA wilayah setempat.

“Saya menelpon Abu Karim, Sekretaris KPA, sebelumny dan minta untuk bertemu guna membahas persoalan intimidasi yang dilaporkan oleh kader kami, namun mereka menginginkan persoalan tersebut dibicarakan di salah satu warung kopi, kemudian direspon oleh kader PKS dengan mendatangi langsung Kantor PA, di Desa Meunasah Blang, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.

Fauzi mengatakan, sejak awal delegasi itu tidak berkeinginan membuat keributan, sehingga mereka tidak melakukan perlawanan, bahkan saat dimintai melucuti pakaian masing-masing tetap diindahkan.

Meskipun mengakui tidak mengantongi izin resmi dari pihak kepolisian, karena niatnya melakukan audiensi secara baik-baik dengan pihak PA, namun Fauzi berharap pada pimpinan masing-masing parpol ini, agar dapat berdiskusi secara lancar dan tertib guna mendapatkan solusi terbaik terkait permasalahan yang mereka terima itu (bah)

Sunday, October 26, 2008

Kader PKS Diteror dan Ancam Bunuh

* Jika Tetap Memasang Atribut Partai

Sumber: rakyataceh.com, 27-10-2008

BANDA ACEH-Aksi teror bahkan menjurus ancaman bunuh kenbali dialami oleh kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Banda Aceh.

“Kami sangat menyesalkan tindakan oknum salah satu partai politik yang mau melakukan intimidasi kepada kader PKS dan juga mau mencabut bendera partai," tegas Ketua DPW PKS Aceh Tgk H Ghufran Zainal Abidin MA kepada koran ini, Minggu (26/10).

Ghufran menjelaskan, Kejadiannya berawal pada hari Jumat (24/10) lalu, ketika seorang kader PKS, Erna (21), pulang dari kampus menuju rumahnya di Desa Geulanggang Rayek, Kecamatan Kutablang Bireuen.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, Erna dihadang dua orang mengaku dari kader salah satu partai politik di Aceh.
Saat penghadangan itu, beber H Ghufran, tidak ada satu orangpun yang melintasi di jalan tersebut. Dan praktis hanya ada tiga orang, yaitu kader PKS, Erna dan 2 orang dari partai politik tersebut.

Menurut cerita, Erna, sambung Ghufran Zainal, Erna diancam oleh oknum anggota parpol tersebut untuk tidak memasang atribut partai PKS di rumahnya.
Tapi larangan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Erna sambil menjelaskan, kampanye adalah hak setiap orang.

"Kalau kalian mau protes, silahkan ke KIP, jangan dengan saya," tegas Erna kepada kedua kader partai politik tersebut saat mengisahkannya kepada Ghufran.
Mencermati kejadian dan teror yang dialami oleh kader PKS tersebut, ujar Ghufran Zainal, aksi itu sudah menjurus intimidasi terhadap kader PKS yang hingga kini masih juga belum berakhir.

Padahal, ujar Ghufran, pasca kejadian pencabutan bendera PKS di Banda Aceh saat kedatangan Hasan Tiro kemarin. Kini, intimidasi dan teror berlanjut kembali terhadap seorang kader putri PKS di Kutablang di Bireuen. "Bukankah ini merupakan tindakan sangat disayangkan,” kata Ghufran Zainal.

Tapi, kejadian ini tidak berhenti disitu saja. Karena, keesokan harinya yakni Sabtu (25/10), Erna yang baru pulang mengisi pengajian di Kampusnya kembali dihadang oleh kedua oknum kader parpol tersebut.

“Kali ini ancaman terhadap Erna lebih berat. Oknum tersebut mengancam akan menggorok leher Erna dan keluarganya serta mengancam membakar rumahya, bila masih ada terpasang bendera PKS di rumahnya,” jelas Ghufran Zainal.

Tapi lagi-lagi Erna membalas ancaman tersebut, bahwa dia tidak takut dengan ancaman murahan. "Karena, yang dia takutkan Erna hanyalah Allah," lanjut Ghufran Zainal.

Akhirnya si oknum kader partai itu, menyerobot pin PKS yang ada di jilbab Erna dan menariknya sehingga jilbab Erna sampai kusut.

Atas kejadian tersebut, "saya Ketua DPW PKS Aceh Tgk. H. Ghufran Zainal Abidin, MA sangat menyesalkan tindakan oknum kader partai tersebut. Selain sudah mencemarkan perdamaian dalam pemilu, tindakan menyerobot jelbab merupakan tindakan pelecehan terhadap perempuan dan hak asasi manusia," tegas. Ghufran sembari meminta kepada aparat keamanan untuk mengusut tuntas kejadian tersebut.

"Mudah-mudahan cukup PKS saja yang menjadi korban kekerasan oknum PA, PKS mengajak kepada seluruh komponen di Aceh untuk secara bersama mewujudkan pemilu yang damai, bebas dari intimidasi dan paksaan. Dan kalaupun ada yang mengintimidasi, mari kita lawan dan jadikan musuh masyarakat," pintanya.(den)

Thursday, October 16, 2008

Info Penting = MOHON BANTUAN DUKUNGAN Terhadap RUU PORNOGRAFI ------ SEGERA !!!

Assalamualaikum saudaraku semua.

Gua dapat sms dari DPP PKS, yang isinya sbb :
" Mohon dikerahkan organisasi, LSM maupun pribadi UNTUK MENGIRIMKAN SURAT / PERNYATAAN SIKAP DUKUNGAN terhadap RUU PORNOGRAFI melalui FAX, karena teman2 di DPR sekarang tersudut dengan banyaknya surat2 yang MENOLAK RUU PORNOGRAFI tersebut.

No. Fax Pansus RUU PORNOGRAFI d.a DPR-RI Senayan Jakarta = 021-57115512
Juga dapat di Fax ke = PKS 021-5756471 (Ibu Yoyoh Yusroh)
                                  Golkar 021-5735304
                                  Demokrat 021-5755134
                                  PKB 021-5755624

Tolong sebarkan segera...terimakasih.

Wassalamualaikum
infopenting

Wednesday, October 15, 2008

DULU SUPER TOY, SEKARANG MSP NANTI APA LAGI YAAAAA????

Super toy HL-2 adalah nama benih galur padi yang merupakan persilangan antara Rojolele dan Pandan Wangi. Karakteristik padi ini adalah mempunyai tinggi batang yang lebih tinggi dibandingkan padi jenis lainnya. Keunggulannya adalah pada kemampuan berproduksi yang mampu mencapai 10 ton/hektar. Kemampuan produksi super toy ini dapat dikatakan dua kali lipat dibandingkan dengan padi jenis IR 64.

Keunggulan lain dari super toy adalah kemampuannya untuk dipanen hingga 3 kali tanpa perlu perbaruan tanaman. Jadi setelah panen pertama, batang padi disisakan setinggi 3 cm dan dibiarkan untuk tumbuh seperti halnya tanaman padi pada umumnya. Tentu saja keunggulan super toy ini menjadi daya tarik tersendiri bagi petani. Bisa dibayangkan berapa biaya produksi yang mampu ditekan terutama untuk keperluan pembelian benih.

Keberhasilan super toy ditandai dengan panen perdana yang sempat dihadiri oleh presiden SBY pada 17 April 2008 lalu. Panen perdana yang dilaksanakan di Desa Grabag, Purworejo, Jawa Tengah ini memberikan harapan baru bagi petani kita. Super toy sendiri merupakan “hasil temuan” seorang pakar yang tergabung dalam perusahaan berjuluk Sarana Harapan Indopangan alias SHI. SHI bekerjasama dengan Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) lah yang mempromosikan sekaligus mengujicobakan supertoy di lahan milik petani.

Kesuksesan super toy yang mampu memikat hati SBY ternyata masih perlu dipertanyakan lagi. Kabar terbaru menyebutkan bahwa super toy gagal untuk dipanen pada musim panen bulan ini. Harapan petani untuk berlebaran akhirnya harus punah seperti asap dan abu yang beterbangan seiring dibakarnya tumpukan jerami dan gabah super toy itu.

Lalu muncul jenis padi MSP atau singkatannya "Mari Sejahterakan Petani" atau bisa juga "megawati Sukarno Putri" (maklum Pemilu). Katanya padi jenis ini merupakan hasil silangan dan padi lokal Lampung. Kemudian mempunyai keunngulan usia tanamnya hanya 105 setelah itu bisa dipanen. Selain umur yang pendek, pengakaran juga cukup kuat, tahan hama dan penyakit. Kemudian pertumbuhannya cepat, sehingga tiga kali panen tanpa olah tanah. Anggaran produksi bisa dihemat 50 persen. Walhasil seperti cerita "Super Toy" tadi tidak ada hasilnya, yang akibatnya pembakaran benih padi dan foto Megawati juga ikut dibakar. Menurut Ktua F-PDIP Tjahjo Kumolo, pembakaran padi MSP dilakukan pihak ketiga untuk merusak citra Megawati Sukarno Putri dan PDIP karena petani menanam benih MSP selalu berhasil dan adanya salah faham (what ever).

Lama-lama kasihan petani, mereka selalu saja dijadikan bahan uji coba para "Penemu Gagal" yang idenya sangat brilian itu. Sudahlah kembalikan saja memakai metode nenek moyang kita dulu. Sudah terbukti dengan menanam padi secara tradisional hasil panen bisa meningkat. Pupuknya juga bukan kimiawi tapi langsung dari sumbernya (kotoran sapi / kerbau). 

Monday, October 13, 2008

IRONI BANGSA INI

Sungguh ironi sekali melihat bangsa Indonesia. Bangsa yang diperjuangkan mati-matian, mengeluarkan darah ataupun dengan tetesan air mata darah oleh para pejuang kita akhirnya menjadi seperti ini. Dimana banyak masyarakat miskin berebut beberapa puluh ribu uang sampai meregang nyawa, berebut tempat mencari nafkah, berebut makanan untuk menyambung hidup, banyaknya urbanisasi dari desa ke kota yang dikarenakan mereka seolah-olah tersihir oleh kemegahan kota-kota besar (padahal realitanya tidak seperti itu). Belum lagi terkena "tsunami" krisis global yang berdampak pada ekonomi keuangan bahkan pada sektor riil juga terkena imbasnya, yang akhir-akhirnya masyarakat juga yang kena getahnya.

Saya paling tersinggung mendengar sebutan "wong cilik" atau "masyarakat kecil" yang selalu digembar-gemborkan partai, caleg, pilpres atau pasangan pilgub atau apalah sebutannya. "Wong Cilik" atau "Masyarakat Kecil" tetaplah MASYARAKAT INDONESIA yang mempunyai hak sebagai WNI. Justru "Wong Cilik" atau "Masyrakat Kecil" inilah yang paling kuat terkena dampak krisis, tidak seperti orang-orang yang katanya "bermodal" atau penguasa atau anggota legislaltif yang sedikit-sedikit cengeng karena kurang dana. Sudahlah hilangkan saja sebutan itu!!! Sebutlah KITA ADALAH ORANG INDONESIA!!! Sekarang tinggal bagaimana Pemerintah memberlakukan kesamaan hak antar bangsa, dan juga bentuklah kesetiakawanan sosial, hidupkan sektor ekonomi mikro, majukan sektor pertanian sehinngga tidak ada  lagi urbanisasi, majukan pendidikan bagi SEMUA WARGA NEGARA INDONESIA. Apabila perut masyarakat telah terpenuhi Insya Allah gonjang-ganjing sepert ini berkurang.

Maafkan apabila ada perkataan saya yang tidak berkenan, karena saya hanyalah ingin mencurahkan semua unek-unek saya. Semoga bermanfaat. Wassalam


Tuesday, September 16, 2008

Mereka Tewas Demi Rp 30.000!

Selasa, 16 September 2008 | 01:55 WIB

Demi uang sebesar Rp 30.000, ribuan orang di Jl Wahidin, Pasuruan, rela berdesak-desakkan hingga menewaskan 21 orang.

Peristiwa tragis itu terjadi saat pembagian zakat yang dimulai pukul 10.00 WIB. Ribuan warga miskin yang datang dari berbagai pelosok desa di sekitar Kota dan Kabupaten Pasuruan itu berebut saling berdesakan guna mendapatkan zakat dengan nilai nominal Rp 30.000 per orang yang diberikan keluarga dermawan H Soikhon di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kota Pasuruan.

Keluarga Soikhon mengatur para penerima zakat untuk masuk satu per satu ke halaman rumahnya, sehingga ribuan orang yang terkonsentrasi di sebuah gang tak bisa bergerak, bahkan orang yang pingsan pun tidak bisa keluar. Puncaknya adalah 21 orang tewas!

Makin jelas bagi kita, seperti apa rupa kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Jelas bukan seperti yang dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengklaim angka kemiskinan di Indonesia telah mengalami penurunan sebesar 10 juta jiwa selama Indonesia dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jika sebelumnya angka kemiskinan mencapai 40 juta jiwa, saat ini jumlah penduduk miskin di Tanah Air diperkirakan berjumlah 30 juta jiwa.

Kemiskinan tak lagi menjadi mimpi buruk. Ia telah benar-benar menjelma menjadi barisan manusia-manusia tak berdaya yang hadir di mana pun ada remah-remah rezeki, termasuk di rumah keluarga H Saikhon.

Ya, mereka adalah para fakir miskin yang berniat menerima zakat. Sekali lagi zakat, sebuah terminologi yang di dalamnya mengandung kemuliaan hidup berupa kasih sayang terhadap sesama lewat tindakan berbagi.

Zakat adalah rukun ketiga dari Rukun Islam. Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang", "menyucikan", atau "membersihkan". Sementara, secara terminologi syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.

Si pemberi zakat jelas orang mampu secara material. Orang yang memiliki niat dan tindakan luhur untuk berbagi dengan sesama dan berharap pahala dari Allah. Adapun si penerima zakat di antaranya adalah mereka yang fakir, yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Mereka yang miskin, yang memiliki harta tapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.

Secara teoretis, kemiskinan bisa dipahami sebagai gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Entah gambaran seperti apa yang tepat untuk melukiskan kemiskinan yang melanda masyarakat kita. Gambaran-gambaran di atas boleh jadi telah cukup akurat, tapi melihat fakta yang ada mungkin kata nekat perlu pula ditambahkan, termasuk nekat untuk mati demi tiga lembar sepuluh ribuan.

Saya percaya, sebagian besar yang datang ke rumah keluarga H Saikhon adalah orang-orang yang berniat mulia, berniat mencari sedekah untuk menyambung hidup, menyenangkan orang rumah untuk beli makanan atau membeli pakaian bekas.

Saya juga percaya, Pak Saikhon tulus membagikan sebagian kekayaannya untuk para fakir miskin. Yang jadi soal, kenapa ia membagi sendiri zakatnya itu kepada ribuan orang.

Mungkin benar pendapat pengamat sosial Prof DR M Ali Haidar MA yang menilai musibah yang mengenaskan itu menunjukkan ketidakpercayaan orang yang berzakat kepada institusi yang menangani zakat. "Ketidakpercayaan itu mendorong orang yang berzakat langsung membagikan sendiri zakatnya," kata guru besar Universitas Negeri Surabaya itu.

Maklumlah, salah satu "penyakit gawat" yang terus mewabah pada bangsa ini adalah hilangnya kepercayaan orang per orang dan kepercayaan orang terhadap institusi, termasuk institusi negara.

Orang belajar pada pengalaman, itulah jawabnya. Pada hari-hari yang kita lewati, kian susah kita menemukan tauladan luhur dari para pemimpin bangsa ini. Yang kita dapati adalah contoh buruk bagaimana para tokoh yang mewakili kita justru bertindak deksura. Bagaimana para pemimpin yang mengatur kehidupan bernegara kita hidup berfoya-foya. Dan, mereka yang kita percaya sebagai imam hidup kita justru membawa kehidupan makin suram.

Menyakitkan memang. Apalagi ini terjadi saat umat Islam sedang menjalani ibadah puasa. Apalagi ini terjadi di kala para tokoh sedang riuh rendah menawarkan janji-janji manis dalam rangka menghadapi pemilu 2009. Apalagi ini terjadi di bumi gemah ripah... loh kok begini. Hmmm, saya benar-benar tak mampu meneruskan ujar-ujar Jawa yang hebat mengenai negeri kita yang makmur jibar-jibur itu. Terlalu getir buat saya mendapati fakta sauadara-saudara kita tewas hanya untuk uang setara dengan harga tiga bungkus rokok. 

Monday, September 1, 2008

Antara Tradisi dan Kemanusian "5 Frauen werden lebendig begraben/5 perempuan dikubur hidup-hidup"

Fünf Frauen in Pakistan lebendig begraben

Abgeordneter verteidigt Ehrenmorde: „Jahrhundertealte Tradition“

Was in westlichen Zivilisationen selbstverständlich ist, kostete fünf pakistanische Frauen das Leben: Weil sie sich ihre Ehemänner selbst aussuchen wollten, wurden sie bei lebendigem Leib begraben!

Medien im Südwesten des Landes berichten: Zunächst wurde auf die Frauen, drei von ihnen noch Jugendliche, geschossen – dann warf man sie ins Grab und schaufelte Erde über sie, obwohl sie noch atmeten.

Unfassbar – der pakistanische Abgeordnete Israr Ullah Zehri trat öffentlich für die sogenannten Ehrenmorde ein: „Das sind jahrhundertealte Traditionen, und ich werde sie weiter verteidigen.“

Zehri hatte im Parlament für einen Eklat gesorgt, als er den verblüfften Abgeordneten erklärte, dieser Brauch des Baluch-Stammes helfe dabei, Obszönitäten zu stoppen: „Nur wer sich der Unmoral hingibt, muss Angst haben.“ Er rief seine Kollegen auf, nicht so viel Aufhebens um diese Angelegenheit zu machen. Mehrere Abgeordnete sprangen protestierend auf und verurteilten die Morde als barbarisch.

Die ehemalige pakistanische Frauenministerin Nilofar Bakhtiar, die sich für Gesetze gegen „Ehrenmorde“ eingesetzt hat, zeigte sich schockiert: „Wir bewegen uns zum Ausgangspunkt zurück.“

Menschenrechtsgruppen warfen örtlichen Behörden vor, sie hätten versucht, den Zwischenfall zu vertuschen. Die Asiatische Menschenrechtskommission berichtete, einer der Täter solle mit einem hohen Beamten in der Provinz verwandt sein.

In Pakistan gibt es eine schleichende Epidemie von Verbrechen im Namen der Familienehre – Zehntausende Frauen sollen Opfer von Missbrauch bis hin zu Mord geworden sein. Allein in den Jahren 2001 bis 2004 registrierte das pakistanische Innenministerium mehr als 4100 „Ehrenmorde“.

--------------------------------------------------------------

Terjemahan

Di Pakistan Lima Orang Perempuan dikubur hidup-hidup
Untuk mempertahankan "Tradisi ratusan tahun" seorang anggota parlement menghukum "kubur hidup-hidup"5 orang wanita
 
yang di negara barat(modern) dianggap wajar,telah menelan 5 korban perempuan ; hanya karena mereka mau mencari pasangan hidupnya sendiri,mereka dihukum "dikubur hidup-hidup"
Medi berita di negara bagian barat daya memberitakan ; pertama-tama mereka (tiga dari mereka masih remaja)dilempari,terus dilemparkan ke dalam lubang,selanjutnya mereka ditimbuni tanah meskipun mereka masih bernafas.
Tak bisa dipercaya - anggota Parlement Pakistan Israr Ullah Zeri memberi sambutan di muka umum untuk acara yang disebut "pembunuhan untuk harga diri","ini adalah tradisi ratusan tahun,dan saya akan mempertahankannya".
Zehri membuat rusuh di Parlement,ketika ia menjelaskan kepada Parlement bahwa adat ini untuk menghentikan pencabulan dan kemaksiatan."hanya orang yang membiarkan kemaksiatan harus merasa takut"katanya.Dia mengajak rekan-rekan nya untuk tidak terlalu banyak menentang keputusan ini,banyak dari anggota parlement lainnya yang terlonjak memprotes,dan mengutuk pelaksanaan hukuman itu sebagai pembunuhan yang biadab.
Bekas menteri Peranan Wanita Pakistan Nilofar Bakhtiar,yang telah berusaha menentang "pembunuhan untuk harga diri",tampak terkejut,"kita bergerak mundur dari titik jalan keluar"
HAM  menuduh pemerintah setempat,telah berusaha untuk menutupi kejadian ini.HAM bagian asia melaporkan,salah seorang pelaku memiliki hubungan keluarga dengan salah seorang pejabat tinggi di Provinsi itu.
di pakistan terdapat epidemi kejahatn yang mengatasnamakan "harga diri keluarga" ; puluhan ribu perempuan menjadi korban penyelewengan dan bahkan sampai ke pembunuhan,di tahun 2001-2004 sendiri ter-registrasi lebih dari 4100 korban "pembunuhan untuk harga diri" demikian dilaporkan departement dalam negeri Pakistan

Wednesday, August 27, 2008

Batasi Tanggung Jawab, Kepala Daerah Tak Beretika

Rabu, 27 Agustus 2008 | 15:02 WIB

Laporan Wartawan Kompas Orin Basuki

JAKARTA, RABU - Kepala daerah yang mengkapling tanggung jawabnya hanya pada periode di saat dia memimpin merupakan kepala daerah yang tidak beretika. Itu ditekankan karena pemikiran kepala daerah yang hanya mau bertanggung jawab atas semua kebijakan yang ada selama dia memimpin cenderung merusak tatanan kemasyarakat, dan meluas ke masalah perekonomian.

Menteri Keuangan dan Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal tersebut saat berbicara dalam acara Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.05/2008 tentang Penyelesaian piutang Negara yang Bersumber dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi, dan Rekening Pembangunan Daerah pada Perus ahaan daerah Air Minum (PDAM) di Jakarta, Rabu (27/8).

Menurut Sri Mulyani, tugas mengurus negara sama dengan beban dalam mengelola daerah. Kepala daerah yang memimpin di daerah jangan hanya memikirkan kondisi yang ada pada saat dia memimpin, tetapi kondisi ke depan daerah tersebut.

Sikap kepala daerah ini ditekankan dalam konteks perilaku sebagian besar kepala daerah selama ini yang menjadikan PDAM sebagai sapi perahan demi memenuhi kebutuah kekuangan sesaat. Padahal, perilaku tersebut sangat membahayakan kebe rlangsungan bisnis PDAM. Salah satu bentuk intervensi kepala daerah terhadap PDAM yang merusak daya tahan bisnisnya adalah penolakan menaikkan tarif jual air minum PDAM.  

"Sangat tidak beretika jika seorang pemimpin hanya bertanggung jawab atas kondisi yang ada di saat dia memimpin, tanpa memperhatikan dampak buruk dari kebijakan yang dibuatnya terhadap kebaikan daerah itu di masa depan," ujar Sri Mulyani.

Catatan Pengirim :

kalo sudah tidak berwenang haruskah dia masih bertanggung jawab? maka itu untuk menghindari "sikap tidak bertanggung jawab"harus ada program periodic selama jabatan dan periodic panjang


Tuesday, August 26, 2008

Lebaran, Pegadaian Makassar Siapkan Dana Rp 1 Triliun

Lebaran, Pegadaian Makassar Siapkan Dana Rp 1 Triliun
Rabu, 27 Agustus 2008 | 04:15 WIB

MAKASSAR, RABU - Perum Pegadaian wilayah Makassar menyiapkan modal kerja sebesar Rp1 triliun, untuk mengantisipasi lonjakan aksi gadai selama ramadan hingga Idul Fitri. "Modal kerja itu akan disiapkan hingga pasca lebaran nanti," kata Humas Madya Perum Pegadaian Makassar, Safiuddin di Makassar, Selasa (26/8).

Dia menyebutkan, sampai saat ini modal kerja yang telah disalurkan mencapai Rp300 miliar. Permintaan kredit pegadaian menjelang ramadan 2008 meningkat 35 persen,  bila dibandingkan dengan permintaan kredit pada tahun sebelumnya.

Antrean permintaan kredit diperkirakan akan terus terjadi hingga lebaran mendatang. "Antrean permintaan kredit masih sangat padat, di sejumlah unit pelayanan pegadaian di Sulsel," ujarnya.

Menurut Safiuddin, aksi tebus yang akan dilakukan nasabah pegadaian sejauh ini relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan lonjakan aksi gadai, walaupun diakui masyarakat akan memperoleh Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang lebaran nanti.

Barang jaminan dalam aksi gadai yang dilakukan nasabah saat ini, hampir 90 persen menggunakan barang emas. Untuk itu, pihak pegadaian menyiapkan fasilitas khusus jasa taksiran emas.

Fasilitas itu disiapkan untuk membantu masyarakat mengukur kadar emas yang akan dijaminkan. Pengetesan kadar emas itu di lakukan dengan menggunakan pola uji kimia dan pengukuran melalui berat jenis emas. 

catatan pengirim :

apalah arti sebuah pesta kalo selama menikmati pestanya mikirin sepeda motor yang digadaikan?

tapi juga apa enaknya kalo saat menikmati lebaran anak nangis istri cemberut?

besar pasak daripada tiang,kalaulah kita semua sadar peribasa ini dan mengambil intisarinya niscaya enak terasa lebaran.

Monday, August 25, 2008

Warga Madiun Terpaksa Mengonsumsi Air Keruh

Warga Madiun Terpaksa Mengonsumsi Air Keruh
Senin, 25 Agustus 2008 | 20:45 WIB

MADIUN, SENIN - Kesulitan air di Kabupaten Madiun meluas. Warga Dusun Karangsemi, Desa Karangrejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun terpaksa mengonsumsi air yang keruh dari saluran irigasi sebagai imbas dari matinya pasokan air bersih dari jaringan pipa PDAM.

Di wilayah RT 24 Karangsemi, Senin (25/8), warga terpaksa memanfaatkan air yang kondisinya keruh dari saluran irigasi untuk kebutuhan minum, masak, mandi, dan mencuci. Pasalnya, air dari jaringan pipa PDAM sudah tidak lagi mengalir.

Air dari saluran irigasi ini ditampung di kolam dan sumur yang dibuat warga. Pengaliran air inipun dibatasi, seminggu hanya sekali.  

"Sebenarnya air ini tidak sehat, buktinya ada warga yang diare atau gatal-gatal setelah memanfaatkan air keruh ini , tetapi mau bagaimana lagi? Tidak ada lagi cara untuk mendapatkan air bersih," kata Wagirah, salah satu warga.

Warga sebetulnya bisa saja meminta dipasok air bersih oleh PDAM. Namun untuk mendatangkan satu unit mobil tangki air bersih milik PDAM, warga harus membayar Rp 170.000.  

"Tidak mungkin warga bisa mengeluarkan uang sebesar itu, apalagi saat kemarau ini banyak warga yang menganggur setelah lahan sawah tidak bisa ditanami karena tidak ada air," ujar Saiman.

Kesulitan warga Kabupaten Madiun memperoleh air bersih tidak hanya terjadi di Karangsemi. Sebelumnya, warga Desa Simo, Kecamatan Balerejo juga kesulitan memperoleh air bersih setelah air di mayoritas sumur warga habis.

Catatn Pegiriman :

Hal-hal seperti ini yang harus dihindari,supaya tidak terjadi menimpa sebagian rakyat.Siapa yang bertanggung jawab?

 

Saturday, August 23, 2008

Bangsa Besar Harus Punya Mimpi Besar

Bangsa Besar Harus Punya Mimpi Besar

Minggu, 24 Agustus 2008 | 00:05 WIB

SEMARANG, SABTU - Rektor Universitas Negeri Jakarta Prof. Dr. Komarudin Hidayat mengemukakan, mimpi dan imajinasi perlu dibangun di setiap kampus. Dengan begitu, katanya, pemikiran mahasiswa terus berkembang.
     
"Semua bangsa besar mempunyai mimpi yang besar, mahasiswa yang sukses juga mempunyai mimpi, kalau tidak punya mimpi apa jadinya," katanya pada "Sarasehan penguatan nilai-nilai luhur budaya Indonesia dalam rangka penguatan akhlak mulia di perguruan tinggi" di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Sabtu.
     
Sebagai pembicara dalam sarasehan tersebut juga hadir Sekretaris Jenderal Depdiknas Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, Rektor Unnes Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Mudjib Rohmat.
     
Komarudin mencontohkan, Jepang menjadi negara maju karena mempunyai mimpi besar. Setelah Nagasaki-Hirosima dibom, mereka mempunyai mimpi besar untuk mengalahkan Amerika Serikat.
     
Kemudian terbukti, Jepang bisa membalasnya melalui bidang industri yang berkembang sangat pesat. Begitu juga Korea banyak mobil bagus tidak ada yang dari Eropa, mereka memulai dengan teknologi informasi.
     
Ia mengatakan, India juga mempunyai mimpi 20 tahun lagi akan mengalahkan software AS dan Cina juga punya mimpi akan mengalahkan bidang manufaktur.
     
"Dulu Indonesia juga punya mimpi oleh Gajah Mada dan Bung Karno. Mimpi-mimpi itu harus dibangun di kampus-kampus sebab kalau kita tidak punya mimpi dan imajinasi maka akan jatuh pada satu pemikiran yang pragmatik sekali dan kemudian Indonesia yang besar ini akan hilang," katanya.
     
Ia mengatakan, bangsa Indonesia sedang dihinggapi virus SMS (senang melihat orang lain susah), rendah diri, dan bermental penjajah. "Kalangan kampus harus bisa menghilangkan hal tersebut," katanya.
     
Dodi Nandika mengatakan bangsa Indonesia bernegara bukan hanya sekadar untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi lebih jauh untuk ketertiban dunia.
     
Perkembangan teknologi, katanya, begitu cepat yang berpengaruh pada pola hidup bahkan peran orangtua dan guru saat ini kalah dengan peran televisi.
     
"Kita agak susah mengontrol pengaruh media, tetapi sekolah dan perguruan tinggi harus mulai kembali segarkan penyerapan nilai-nilai luhur budaya bangsa," katanya.
     
Menurut dia, bangsa Indonesia lebih suka menjelek-jelekkan bangsa sendiri. "Hal ini sangat berbahaya karena kita tidak punya semangat untuk bangkit. Memang betul banyak kekurangan, tetapi harus disyukuri sebagai bekal untuk bangkit," katanya.

Catatan Pengirim ;

Apalah jadinya kalo bangsa ini terbuai mimpi...? bermimpi sepanjang hari,,ingat,orang bisa mimpi kalo tidur,bangsa malas kalo tidur melulu..

Apalah jadi kalo bangsa ini disuapi mimpi? jadilah mereka bangsa yang malas..orang malas hanya bisa bermimpi.begitu bangun terkagetkan kalo nasi ga datang ke piring sendiri.

jadikan bangsa ini yang mau kerja keras,yang siap kerja keras,yang tidak cepat menyerah,yang bukan saja tidak takut mati tapi juga berani peras keringat.

BANGSA BESAR ADALAH BANGSA YANG MAU KERJA KERAS

Tuesday, August 19, 2008

PKS, Antara Pengharapan dan Pengakuan

assalaamu’alaikum wr. wb.

 

Menjelang Pemilu 2009, banyak harapan kembali disandangkan kepada parpol-parpol Islam.  Yang disebut parpol Islam tidak mesti partai berasaskan Islam, melainkan juga parpol yang berbasis massa Islam.  Dengan demikian, definisi ini mencakup PKS, PPP, PBB, PKNU, PBR, PAN, PKB dan semacamnya.  Meskipun Golkar dan PDIP pun banyak memiliki anggota dari kalangan Muslim, namun ia tidak termasuk dalam kelompok parpol Islam ini, karena keduanya tidak menjadikan umat Islam sebagai basis massa.  Pandangan ini tidak berubah meskipun PDIP, misalnya, telah mendirikan ormas Islam yang diberi nama Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi).

 

Kalangan pengamat pada umumnya sepakat bahwa pada Pemilu 2009 nanti insya Allah kita akan menemukan pergeseran kekuatan yang cukup signifikan.  PKB umumnya diprediksi akan terlempar dari ‘papan atas’ dan pindah ke ‘papan tengah’ lantaran konflik yang tak ada habisnya dan sikap Gus Dur yang tidak toleran dalam menyikapi perbedaan pendapat.  Meski demikian, sosok Gus Dur masih sangat strategis dan bisa menentukan perolehan suara PKB Muhaimin secara signifikan.  Banyak orang masih meragukan kemampuan Muhaimin untuk mengelola PKB tanpa Gus Dur.  Sebaliknya, banyak pula yang berpendapat bahwa PKB hanya bisa selamat jika melepaskan diri dari Gus Dur.  Namun semua sepakat bahwa konflik PKB harus segera dituntaskan jika PKB ingin tetap memiliki peran yang signifikan di Pemilu 2009.

 

PPP dan PKNU diprediksi akan mendapat tambahan suara akibat konflik PKB ini.  PPP adalah ‘rumah lama’ warga NU semasa Orde Baru, sementara PKNU secara khusus didirikan sebagai jawaban atas kekecewaan sebagian warga NU atas kepemimpinan (atau kediktatoran) Gus Dur di PKB.  Meski demikian, PPP juga mengalami masalah pada pencitraan dirinya karena kasus Al Amin Nur Nasution, sementara PKNU pun masih dipertanyakan kekuatan riilnya.  Masih ada satu lagi parpol yang berakar pada PPP, yaitu PBR, namun parpol ini pun mengalami masalah karena kehilangan Zainuddin M. Z. dan tersandung kasus Bulyan Royan.

 

PAN dan PBB adalah parpol yang cukup eksis sejak Pemilu 1999 dan memiliki basis massa yang cukup jelas, namun juga tidak sepi dari masalah.  PAN menghadapi cukup banyak tantangan, mulai dari kekecewaan kader Muhammadiyah terhadap PAN yang ‘malu-malu’ menampakkan identitas keislamannya, resistensi (sebagian) kader PAN terhadap dominasi figur Amien Rais, migrasi kader-kader muda ke Partai Matahari Baru (PMB), sampai pada masalah citra partai akibat iklan Soetrisno Bachir yang dianggap terlalu jor-joran itu.  PBB pun memiliki masalah yang cukup berbahaya untuk jangka panjang, terutama dalam masalah kaderisasi dan program jangka panjang yang kurang jelas.

 

Satu-satunya parpol Islam yang (kembali) diprediksi akan menuai peningkatan adalah PKS.  Setelah mendulang suara pada Pemilu 2004 dengan jumlah tiga kali lipat dari hasil Pemilu 1999 (ketika itu masih bernama PK), PKS terus berinovasi di medan politik.  Di DPR, suara para wakilnya cukup nyaring terdengar, meskipun jumlahnya masih relatif sedikit.  Gonjang-ganjing dana gratifikasi dan sirkulasi uang haram di DPR juga berawal dari aksi-aksi wakil rakyat dari FPKS.  Di beberapa tempat bahkan dilaporkan bahwa anggota dewan dari PKS dimusuhi oleh yang lain karena sikap kerasnya, terutama dalam menyikapi dana-dana liar yang ‘berseliweran’ di DPR / DPRD.

 

Prestasi yang cukup mengesankan juga dicetak di ranah Pilkada, terutama sekali di tiga propinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Utara.  Pasangan yang diusung oleh PKS di Jawa Barat dan Sumatera Utara sempat tidak diunggulkan, namun berhasil menaklukkan pasangan-pasangan lain yang diusung oleh partai-partai besar seperti PDIP dan Golkar.  Bahkan di Jawa Barat, pasangan HADE berhasil menundukkan dua pasangan lainnya yang diusung oleh begitu banyak parpol.  Kasus DKI Jakarta juga patut dijadikan sebagai catatan meskipun pasangan yang diusung oleh PKS pada akhirnya kalah, karena perolehan suara yang hanya beda sedikit, meskipun pesaingnya didukung oleh belasan partai, termasuk PDIP, Golkar, dan PKB sekaligus.  Terakhir, pasangan yang didukung PKS di Jawa Timur pun mendapatkan suara terbanyak, meskipun masih harus berkompetisi di putaran kedua.  Bagaimana pun, perolehan suara pasangan yang didukung oleh PKS di propinsi yang didominasi warga NU adalah suatu fenomena yang mengejutkan.

 

Meski demikian, PKS menolak untuk bersikap gegabah.  Prestasi yang telah dicetaknya belumlah membuat posisinya aman.  PKS masih membutuhkan koalisi dengan parpol-parpol lain, dan hal ini disadari sepenuhnya oleh jajaran pengurus pusatnya.  Berbeda dengan PKB (versi Gus Dur) dan PDIP yang sejak jauh-jauh hari sudah memproklamirkan pencalonan kembali Gus Dur dan Megawati, PKS bertindak lebih realistis dengan memfokuskan diri pada pemilu legislatif.  Jika perolehan suara PKS mencapai angka 20%, maka PKS akan mempertimbangkan pencalonan kadernya sendiri ke kursi RI-1 dan / atau RI-2.

 

Antara Dakwah dan Politik

Di kalangan umat Muslim sendiri, perdebatan mengenai keterlibatan dakwah dalam politik masih terus berlangsung.  Dakwah yang akan mewarnai politik, ataukah sebaliknya?  Da’i yang berjuang di jalur politik, atau politikus yang bertopeng da’i?  Mengapa harus memperjuangkan ajaran Allah melalui jalur yang tidak Islami (demokrasi)?  Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selalu muncul dan membutuhkan jawaban yang pasti.

 

Diskusi mengenai hubungan antara dakwah dan politik dalam iklim demokrasi biarlah kita tinggalkan untuk para ulama yang berkompeten untuk menjawabnya.  Namun yang perlu disayangkan adalah sikap tidak adil sebagian orang dalam memandang dakwah di jalur politik.  Parpol-parpol Islam di Indonesia dipermasalahkan keterlibatannya dalam politik, sementara Mohammad Natsir, Buya Hamka, Hasan al-Banna, Sayyid Quthb dan sebagainya justru dipuji sebagai politikus yang mampu membawa wajah Islam ke ranah politik.

 

Tentunya pegangan kita adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan bukan perbuatan para ulama yang disebutkan tadi.  Kesalahan yang mereka perbuat (dan pasti mereka pernah berbuat kesalahan) tidak mesti ditiru.  Namun permasalahannya terletak justru pada konsistensi penilaian kita : apakah keterlibatan mereka dalam dunia politik itu baik atau buruk?  Jika buruk, maka tidak wajar memuji-muji mereka sebagai politikus yang Islami.  Jika baik, maka dakwah melalui partai politik pun tak boleh dicela, namun tetap wajib diawasi dan dikritisi.

 

Memahami Koalisi

Salah satu masalah besar yang menjadi sumber perdebatan umat Muslim dalam menyikapi parpol-parpol Islam adalah dalam hal koalisi yang pasti terjadi, selama suatu partai belum memperoleh jumlah suara 50% + 1 di legislatif.  Parpol-parpol Islam seringkali dikritisi karena berkoalisi dengan parpol-parpol lain yang dianggap tidak seideologi, sekuler, bahkan dalam beberapa kasus telah bersikap anti-Islam.  Koalisi PKS dalam beberapa kasus dengan Golkar dan PDIP menuai banyak kritik, karena keduanya adalah parpol sekuler.  Akan lebih gawat lagi jika PKS berkoalisi dengan PDS yang basis massanya adalah warga Kristiani.

 

Paling tidak ada dua hal yang perlu dipahami dalam memandang sebuah koalisi politik.  Pertama, koalisi tidaklah permanen, dan takkan pernah permanen.  Koalisi adalah bentuk kerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.  Koalisi itu tidak berlaku di luar agenda tersebut dan akan putus setelah tujuannya tercapai.  Untuk menggolkan RUU APP, misalnya, parpol-parpol Islam bersatu padu.  Namun dalam isu-isu yang lain mereka tetap berbeda pendapat.  Tidak ada salahnya pula berkoalisi dengan Golkar dalam menyukseskan pelarangan Ahmadiyah, misalnya.  Demikian pula koalisi dengan parpol sekuler dalam memenangkan kandidat bersama dalam Pilkada tak membuat PKS harus bertanggung jawab atas acara joget dangdut yang digelar oleh rekan koalisinya dalam kampanye, karena koalisinya hanya sebatas memenangkan kandidat bersama, dan bukan dalam joget dangdut.

 

Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa koalisi non-permanen semacam ini justru bernuansa hipokrit, plin-plan, dan tidak konsisten.  Namun perlu diingat bahwa tuduhan semacam ini muncul dari perbedaan perspektif, di mana yang satu menilai konsistensi parpol dari komitmennya terhadap rekan koalisi, padahal yang bersangkutan hanya merasa perlu untuk konsisten terhadap agenda politiknya sendiri.  Rasulullah saw. pun tidak melarang kita bekerja sama dan berniaga dengan orang-orang kafir, karena yang demikian itu adalah koalisi dalam agenda muamalah, dan bukan dalam hal aqidah.  Tentunya takkan ada Muslim yang berani menuduh Rasulullah saw. telah bersikap inkonsisten dalam koalisinya.  Kita harus ingat juga bahwa koalisi permanen justru menimbulkan kerancuan.  Jika koalisi dilakukan secara permanen, artinya kedua belah pihak selalu setuju dalam segala hal.  Kalau memang selalu kompak, maka keberadaan banyak parpol justru kehilangan signifikansinya.  Justru karena adanya titik-titik perbedaan yang tidak mungkin dikoalisikan itulah maka orang-orang mendirikan parpol dengan berbagai karakternya.

 

Masalah kedua yang harus diperhatikan dalam masalah koalisi adalah bahwa hubungan koalisi tidaklah sesederhana kelihatannya.  Dalam beberapa kasus, banyak yang menyatakan keprihatinannya karena PKS berkoalisi dengan partai-partai yang berkampanye dengan joget dangdut.  Kita harus memahami kondisi dalam koalisi secara lebih mendalam.  Apakah PKS punya hak untuk melarang parpol lain untuk memberikan dukungan pada pasangan yang diusungnya?  Apakah PKS punya wewenang untuk melarang parpol lain berkampanye dengan caranya sendiri?  Jika PKS memutuskan untuk keluar dari koalisi lantaran perbedaan prinsip tersebut, apakah tindakan ini tergolong produktif atau malah kontraproduktif?  Pada kenyataannya, koalisi cenderung ‘memaksa’ masing-masing parpol pesertanya untuk bersikap toleran terhadap rekan-rekan koalisinya.  Dalam sebuah koalisi, tidak selalu ada partai yang lebih dominan daripada yang lain.

 

PKS Sebagai Tumpuan Harapan

Meskipun menuai banyak kritik (dan memang pantas untuk dikritik), pada kenyataannya PKS tetap dijadikan tumpuan harapan umat Islam.  Banyaknya kritik yang dialamatkan kepadanya justru bisa ditafsirkan sebagai besarnya harapan umat kepada PKS.  Sebagai contoh, ada yang bertanya, “Mengapa PKS harus berkoalisi dengan parpol-parpol sekuler di berbagai tempat, bukannya berkoalisi dengan parpol-parpol Islam saja?”  Pertanyaan ini sebenarnya bisa dibalik menjadi, “Mengapa parpol-parpol Islam di berbagai tempat tidak mau berkoalisi dengan PKS, justru parpol-parpol sekuler yang mau berkoalisi dengannya?”  Pada kenyataannya, pertanyaan yang pertama lebih sering diajukan daripada pertanyaan kedua.  Ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih memandang koalisi dari identitas para pesertanya, dan bukan dari agendanya.  Di sisi lain, penilaian ini juga membuktikan bahwa umat Islam – betapa pun tajam kritiknya terhadap PKS – masih menganggap PKS sebagai pihak yang paling mungkin dan mampu menghembuskan angin persatuan diantara parpol-parpol Islam di Indonesia.

 

Di milis INSISTS, misalnya, jika terjadi diskusi tentang ‘parpol Islam’, maka konotasinya pasti merujuk kepada PKS, bukan yang lain.  Jarang sekali pembahasan mengenai parpol Islam menyentuh PBB, PPP, PAN, atau PKB.  Hal ini menunjukkan bahwa di mata sebagian orang (terutama kalangan akademisi), yang diakui sebagai parpol Islam memang hanya PKS, meskipun ia belum bisa memenuhi kriteria ideal dalam pandangan umat Islam.  Ketika pendapat ini saya utarakan di milis INSISTS, ada juga yang berkilah dengan mengatakan bahwa pembahasan mengenai parpol Islam menjadi identik dengan PKS karena memang kader PKS banyak yang tergabung di milis itu.  Pernyataan yang terakhir ini juga bisa menghasilkan kesimpulan bahwa kader PKS-lah yang paling peduli dengan isu-isu pemikiran Islam, dan karenanya, paling banyak kadernya di milis INSISTS.

 

Konon, salah satu sifat paling buruk adalah mengingat-ingat keburukan orang sehingga melupakan kebaikan-kebaikannya yang jauh lebih banyak.  Muslim yang baik pasti tidak mudah melupakan kebaikan saudaranya, dan sebaliknya, paling mudah memaafkan kekurangannya.  Dengan segala kekurangan dan kelemahannya, PKS masih menjadi tumpuan harapan umat Islam Indonesia.  Sudah saatnya kita melestarikan ukhuwah dengan meyakini bahwa tidak ada satu pun manusia atau harakah di kolong langit ini yang tidak membutuhkan koreksi.

 

wassalaamu’alaikum wr. wb.

keracunan,racun lagi-racun lagi

Magetan, KLB Keracunan Makanan
Selasa, 19 Agustus 2008 | 20:34 WIB

MAGETAN, SELASA - Peristiwa keracunan makanan di Ngampel, Madigondo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan ditetapkan sebagai kejadian luar biasa. Sampai Selasa (19/8), jumlah warga yang dirawat di puskesmas terus bertambah, bahkan ada yang harus dirujuk ke rumah sakit.  

"Karena jumlah warga yang terkena banyak dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat, kami tetapkan kejadian luar biasa, kata Harry Susanto," kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan saat mencek kondisi kesehatan warga di Puskesmas Takeran, Selasa (19/8).

Seperti diberitakan sebelumnya, keracunan makanan ini dipicu oleh makanan yang dimakan warga saat resepsi pernikahan salah satu warga RT 12 Ngampel, Sabtu (16/8).

Karena telah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa, Pemerintah Kabupaten Magetan menanggung seluruh biaya pengobatan warga. Penanganan dan pemantauan kesehatan warga Ngampel pun ditingkatkan, salah satunya dengan membuat posko keseh atan di Ngampel.

Tenaga medis dari puskesmas lain di Magetan juga didatangkan untuk membantu perawatan warga. Jumlah perawat ditambah empat orang sedangkan dokter ditambah dua orang. Selain itu, berdasarkan pengamatan, ada lima mobil puskesmas keliling y ang disiagakan di Puskesmas Takeran.

Sejak Selasa pagi, warga Ngampel yang berdatangan ke Puskesmas Takeran untuk dirawat terus bertambah. Mereka baru datang ke puskesmas karena kondisi mereka tidak membaik. Mereka masih merasa mual dan diare.

Jika pada Senin (18/8), hanya 19 warga yang dirawat di puskesmas ini, sampai Selasa (19/8) pukul 18.00 telah bertambah menjadi total sebanyak 38 pasien. Selain di Puskesmas Takeran, ada lima warga yang dirawat di Puskesmas Taji. Ada pula seorang warga bernama Sukat (43), warga RT 12 Ngampel, yang terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Umum dr Sudono di Madiun karena kondisinya setelah dirawat di puskesmas tidak membaik.

Di Puskesmas Takeran, karena tempat tidur yang ada tidak dapat menampung seluruh warga, puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan menambah 15 tempat tidur lipat. Karena masih tidak cukup, sebagian warga terpaksa berbaring di atas tikar atau tempat tidur tipis.  

Selain mereka yang dirawat di puskesmas dan rumah sakit, ada 142 warga yang menjal ani rawat jalan. "Kondisi mereka tidak terlalu parah sehingga tidak perlu rawat inap," kata Kepala Puskesmas Takeran dr Hendro Yuwono.

Monday, August 18, 2008

hai semua

asslamualaikum

salam kenal semua,