Wednesday, October 29, 2008

Ketua PKS Aceh Sesalkan Aksi Oknum Anggota Partai Aceh

HTML clipboard

Sumber: Situs modus.or.id, 30-10-2008

Banda Aceh,(Modus.or.id). Ketua DPW PKS Aceh, Tgk H Ghufran Zainal Abidin, MA menyesalkan tindakan oknum Partai Aceh (PA), yang mengancam kader PKS di Bireuen. Ancaman itu telah mencemarkan perdamaian dalam pemilu yang selama ini tengah berjalan.
 
“Tindakan dilakukan oknum PA merupakan pelecehan terhadap perempuan dan hak asasi manusia. Aparat keamanan diminta mengusut tuntas kejadian tersebut. Kalau dibiarkan, saya khawatir akan terjadi kegundahan dalam masyarakat, karena mereka tidak bisa menentukan pilihan sesuai dengan nuraninya,” ujar Ghufran, baru-baru ini.
 
Ghufran berharap kejadian serupa tidak terjadi kepada kader partai lain. Ia juga mengajak seluruh komponen di Aceh, untuk bersama mewujudkan pemilu yang damai, bebas dari intimidasi dan paksaan. Dan jika ada yang mengintimidasi hendaknya dijadikan musuh bersama dan dilawan.

Dikatakannya, insiden tersebut berawal saat Erna (21), kader partai PKS, hendak pulang ke rumahnya di Desa Geulanggang Rayek Kecamatan Kutablang Bireuen. Di tengah perjalanan, Erna dihadang dua orang yang mengaku sebagai kader PA. Saat penghadangan itu tidak ada satu orang pun yang melintasi jalan tersebut dan praktis hanya tiga orang yaitu Erna dan dua orang dari PA.
 
Ia menyebutkan penghadangan itu buntut dari penolakan Erna atas permintaan oknum PA untuk tidak mengibar bendera PKS di rumahnya. Tapi larangan tersebut ditolak Erna, Ia malah melawan kedua oknum tadi.
 
“Waktu itu kader kita mengatakan kepada kedua oknum tadi bahwa kampanye adalah hak setiap orang, kalau kalian mau protes silakan ke KIP, jangan dengan saya,” ujar Ghufran mengutip keterangan Erna.
 
Keesokan harinya, Sabtu 25 Oktober, Erna yang baru pulang dari kampus kembali dihadang oleh oknum PA. Namun bukan orang yang sama. Oknum tersebut mengancam akan menggorok leher Erna dan keluarganya serta membakar rumahnya bila masih memasang bendera partainya di rumah.

Tapi lagi-lagi Erna membalas ancaman tersebut bahwa dia tidak takut dengan ancaman murahan, yang dia takut hanyalah Allah. Akhirnya oknum PA tersebut, menyerobot pin partai yang melekat di jilbab Erna dan menariknya, sehingga jilbab politisi perempuan itu kusut.
 
Ghufran berharap kejadian serupa tidak terjadi kepada kader partai lain. Ia juga mengajak seluruh komponen di Aceh, untuk bersama mewujudkan pemilu yang damai, bebas dari intimidasi dan paksaan. “Jika ada yang mengintimidasi hendaknya dijadikan musuh bersama dan tidak segan–segan untuk dilawan,” demikian Ghufran.
 
Sementara itu, Herdiansyah Rahman berpendapat aksi unjuk rasa massa dan anggota PKS Kabupaten Bireuen ke kantor Partai Aceh Kabupaten Bireuen adalah bentuk kekecewaan dari massa PKS terhadap bentuk arogansi ataupun kekerasan serta intimidasi yang selama ini banyak dihadapi massa PKS di berbagai daerah.
 
"Tidak menutup kemungkinan, kejadian unjuk rasa ini disebabkan karena tidak hanya di Bireuen saja, aktivis PKS yang diteror atau diancam kader Partai Aceh, sebab sebelumnya juga banyak terjadi di Aceh Jaya," tambah pengamat politik ini seraya menambahkan kader parpol lainnya juga sering mendapatkan intimidasi dari kader serta anggota parlok tertentu seperti yang dialami kader Partai Gerindra di Aceh Tamiang, kader Partai Demokrat di Bireuen ataupun kader Partai Rakyat Aceh di Tangse Kabupaten Pidie.

Menurutnya, para petinggi Partai Aceh harus bisa menertibkan dan mendewasakan anggotanya agar tidak berbuat anarkhis, sebab kalau tidak salah Hasan Tiro juga melarang anggota eks GAM melakukan tindakan anarkhis kepada masyarakat.
 
"Himbauan tersebut ada baiknya sebab kalau anggota eks GAM ataupun Partai Aceh terus menerus melakukan tindakan yang mengecewakan masyarakat umum atau membuka konflik dengan konstituen politik lainnya jelas akan mengurangi kepercayaan dan simpati masyarakat terhadap Partai Aceh," tambah peneliti masalah politik ini seraya menambahkan aksi-aksi pelemparan granat dan lain-lain yang selama ini dilakukan OTK atau pihak yang tidak suka dengan kebesaran Partai Aceh juga akan menuai hasil "counter productive" karena malah hanya menimbulkan simpati kepada Partai Aceh sebagai pihak yang teraniaya.

"Kegiatan pelemparan bom/granat yang dilakukan pihak manapun harus dihentikan. Jangan sampai tindakan tersebut malah membuat Partai Aceh dinilai sebagai kelompok teraniaya oleh masyarakat sehingga harus didukung, sebab harus diingat hampir seluruh parpol atau pilpres yang menang di Pemilu, karena sebelumnya diposisikan sebagai pihak yang teraniaya," tambahnya. (Bustami/Albino Darussalam)

Tuesday, October 28, 2008

Sekretaris DPW PA Bireuen: Tidak Benar Kader PKS Diintimidasi

HTML clipboard

* Hanya Sebatas Pembicaraan Teman, Bukan Politik

Sumber: rakyataceh.com, 29-10-2008

BIREUEN-Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (PA) Bireuen membantah pernyataan yang menyebutkan dua kader parlok itu, melakukan intimidasi dan pelecehan terhadap kader puteri PKS. Bahkan, pengurus parnas (PKS red) tersebut, dituding terlalu membesar-besarkan isu yang belum jelas duduk persoalannya. Buktinya, setelah dilakukan pengecekan ke lapangan, ternyata tudingan itu tidak terbukti. Demikian keterangan Sekretaris DPW PA Bireuen, Muzakkir didampingi Sekretaris Komite Peralihan Aceh (KPA), Abu Karim saat ditemui koran ini, Selasa (28/10).

Penjelasan itu disampaikan terkait aksi demo puluhan kader PKS ke kantor PA awal pekan ini.”Kami telah melakukan pengecekan, dua kader PA yang juga anggota KPA, kenal dengan korban Erna yang merupakan caleg PKS, obrolan mereka hanya sebatas pembicaraan teman sekampung dan tidak menjurus pada persoalan politik, konon lagi sikap dan tindakan yang menjurus pada intimidasi, tidak benar itu terjadi,” sebut Muzakkir.

Dia mengaku terkejut mengetahui kedatangan puluhan kader PKS berpakaian semi militer mengepung Kantor DPW PA. Sebab sebelumnya Abu Karim mendapat telepon dari Ketua Umum DPD PKS BIreuen, Fauzi SSi yang hendak bertemu. Namun rencana awal itu batal setelah belum disepakati lokasi pertemuan.

”Saya cukup kaget saat menerima kabar ada pasukan berpakaian hitam berorasi di depan kantor PA, mereka juga membentang spanduk menyebut-nyebut Hasan Tiro, lantas saya coba mendatangi mereka,” sebut Abu Karim.
Muzakkir menambahkan, setelah mengentahui aksi itu tidak mengantongi izin kepolisian, lantas pihaknya meminta para pendemo untuk berdiskusi.

Namun urung mendapat solusi terbaik karena beberapa kader PA yang baru datang dan kecewa melihat aksi tersebut, meminta kader PKS itu melucuti pakaian mereka sendiri karena dinilai salah besar. ”Kami merasa hal itu wajar karena dilakukan di halaman kantor PA, mereka sudah mengusik kami,” tambahnya.

Kendati demikian, Abu Karim maupun Muzakkir sangat menyesalkan tindakan kader PKS, karena bukan sepenuhnya dilakukan oleh kader PKS Bireuen, melainkan ikut disusupi pihak-pihak dari luar Bireuen yang hendak memperkeruh suasana, di samping itu aksi kemarin disebutnya secara tidak langsung memberitahukan kepada masyarakat bahwa keberanian itu ada sama pihak PKS.
Muzakkir mengatakan, tindakan kader PKS kemarin sangat salah, karena secara struktur, persoalan itu dapat dibahas pada tingkat kecamatan.

Namun tidak dilaporkan ke tingkat kecamatan dulu, malah langsung diperbesar hingga tingkat propinsi. Lebih lanjut disebutkannya, pihak PA akan berkoordinasi terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun pihaknya akan menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan kasus itu.

Informasi dihimpun koran ini menyebutkan, kronologis kejadian bermula pada tanggal 24 dan 25 Oktober lalu, di Desa Geulanggang Rayeuk, Kecamatan Kutablang, Bireuen. Kala itu, Ernawati (21) warga desa itu mendapat intimidasi dan ancaman pembunuhan karena memasang bendera partainya (PKS-red) di pekarangan rumahnya.

Lantas dua anggota PA, warga setempat yakni, Sidan dan Nasir Usup Jalu, disebut-sebut telah dua kali mengancam Erna. Kendati demikian, laporan resmi terkait kronologis telah disampaikan ke pihak berwajib dalam hal ini Polres Bireuen.

Sementara Ketua Umum DPD PKS, Fauzi SSi yang ditanyai wartawan kemarin mengatakan, pihaknya menyesalkan sikap dan perlakuan intimidasi yang diterima oleh korban yang merupakan kader puteri PKS, dia berharap perlakuan itu tidak terulang kembali oleh elemen masyarakat lain, sehingga dikhawatirkan dapat mencoreng perdamaian.

Dia mengaku, aksi spontanitas kader PKS yang direfleksikan di halaman Kantor PA Bireuen, awalnya sebut Fauzi, mereka hanya ingin menyerahkan pernyataan sikap sambil berorasi menyampaikan uneg-uneg, setelah memberitahukan kepada pihak PA maupun KPA wilayah setempat.

“Saya menelpon Abu Karim, Sekretaris KPA, sebelumny dan minta untuk bertemu guna membahas persoalan intimidasi yang dilaporkan oleh kader kami, namun mereka menginginkan persoalan tersebut dibicarakan di salah satu warung kopi, kemudian direspon oleh kader PKS dengan mendatangi langsung Kantor PA, di Desa Meunasah Blang, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.

Fauzi mengatakan, sejak awal delegasi itu tidak berkeinginan membuat keributan, sehingga mereka tidak melakukan perlawanan, bahkan saat dimintai melucuti pakaian masing-masing tetap diindahkan.

Meskipun mengakui tidak mengantongi izin resmi dari pihak kepolisian, karena niatnya melakukan audiensi secara baik-baik dengan pihak PA, namun Fauzi berharap pada pimpinan masing-masing parpol ini, agar dapat berdiskusi secara lancar dan tertib guna mendapatkan solusi terbaik terkait permasalahan yang mereka terima itu (bah)

Sunday, October 26, 2008

Kader PKS Diteror dan Ancam Bunuh

* Jika Tetap Memasang Atribut Partai

Sumber: rakyataceh.com, 27-10-2008

BANDA ACEH-Aksi teror bahkan menjurus ancaman bunuh kenbali dialami oleh kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Banda Aceh.

“Kami sangat menyesalkan tindakan oknum salah satu partai politik yang mau melakukan intimidasi kepada kader PKS dan juga mau mencabut bendera partai," tegas Ketua DPW PKS Aceh Tgk H Ghufran Zainal Abidin MA kepada koran ini, Minggu (26/10).

Ghufran menjelaskan, Kejadiannya berawal pada hari Jumat (24/10) lalu, ketika seorang kader PKS, Erna (21), pulang dari kampus menuju rumahnya di Desa Geulanggang Rayek, Kecamatan Kutablang Bireuen.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, Erna dihadang dua orang mengaku dari kader salah satu partai politik di Aceh.
Saat penghadangan itu, beber H Ghufran, tidak ada satu orangpun yang melintasi di jalan tersebut. Dan praktis hanya ada tiga orang, yaitu kader PKS, Erna dan 2 orang dari partai politik tersebut.

Menurut cerita, Erna, sambung Ghufran Zainal, Erna diancam oleh oknum anggota parpol tersebut untuk tidak memasang atribut partai PKS di rumahnya.
Tapi larangan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Erna sambil menjelaskan, kampanye adalah hak setiap orang.

"Kalau kalian mau protes, silahkan ke KIP, jangan dengan saya," tegas Erna kepada kedua kader partai politik tersebut saat mengisahkannya kepada Ghufran.
Mencermati kejadian dan teror yang dialami oleh kader PKS tersebut, ujar Ghufran Zainal, aksi itu sudah menjurus intimidasi terhadap kader PKS yang hingga kini masih juga belum berakhir.

Padahal, ujar Ghufran, pasca kejadian pencabutan bendera PKS di Banda Aceh saat kedatangan Hasan Tiro kemarin. Kini, intimidasi dan teror berlanjut kembali terhadap seorang kader putri PKS di Kutablang di Bireuen. "Bukankah ini merupakan tindakan sangat disayangkan,” kata Ghufran Zainal.

Tapi, kejadian ini tidak berhenti disitu saja. Karena, keesokan harinya yakni Sabtu (25/10), Erna yang baru pulang mengisi pengajian di Kampusnya kembali dihadang oleh kedua oknum kader parpol tersebut.

“Kali ini ancaman terhadap Erna lebih berat. Oknum tersebut mengancam akan menggorok leher Erna dan keluarganya serta mengancam membakar rumahya, bila masih ada terpasang bendera PKS di rumahnya,” jelas Ghufran Zainal.

Tapi lagi-lagi Erna membalas ancaman tersebut, bahwa dia tidak takut dengan ancaman murahan. "Karena, yang dia takutkan Erna hanyalah Allah," lanjut Ghufran Zainal.

Akhirnya si oknum kader partai itu, menyerobot pin PKS yang ada di jilbab Erna dan menariknya sehingga jilbab Erna sampai kusut.

Atas kejadian tersebut, "saya Ketua DPW PKS Aceh Tgk. H. Ghufran Zainal Abidin, MA sangat menyesalkan tindakan oknum kader partai tersebut. Selain sudah mencemarkan perdamaian dalam pemilu, tindakan menyerobot jelbab merupakan tindakan pelecehan terhadap perempuan dan hak asasi manusia," tegas. Ghufran sembari meminta kepada aparat keamanan untuk mengusut tuntas kejadian tersebut.

"Mudah-mudahan cukup PKS saja yang menjadi korban kekerasan oknum PA, PKS mengajak kepada seluruh komponen di Aceh untuk secara bersama mewujudkan pemilu yang damai, bebas dari intimidasi dan paksaan. Dan kalaupun ada yang mengintimidasi, mari kita lawan dan jadikan musuh masyarakat," pintanya.(den)

Thursday, October 16, 2008

Info Penting = MOHON BANTUAN DUKUNGAN Terhadap RUU PORNOGRAFI ------ SEGERA !!!

Assalamualaikum saudaraku semua.

Gua dapat sms dari DPP PKS, yang isinya sbb :
" Mohon dikerahkan organisasi, LSM maupun pribadi UNTUK MENGIRIMKAN SURAT / PERNYATAAN SIKAP DUKUNGAN terhadap RUU PORNOGRAFI melalui FAX, karena teman2 di DPR sekarang tersudut dengan banyaknya surat2 yang MENOLAK RUU PORNOGRAFI tersebut.

No. Fax Pansus RUU PORNOGRAFI d.a DPR-RI Senayan Jakarta = 021-57115512
Juga dapat di Fax ke = PKS 021-5756471 (Ibu Yoyoh Yusroh)
                                  Golkar 021-5735304
                                  Demokrat 021-5755134
                                  PKB 021-5755624

Tolong sebarkan segera...terimakasih.

Wassalamualaikum
infopenting

Wednesday, October 15, 2008

DULU SUPER TOY, SEKARANG MSP NANTI APA LAGI YAAAAA????

Super toy HL-2 adalah nama benih galur padi yang merupakan persilangan antara Rojolele dan Pandan Wangi. Karakteristik padi ini adalah mempunyai tinggi batang yang lebih tinggi dibandingkan padi jenis lainnya. Keunggulannya adalah pada kemampuan berproduksi yang mampu mencapai 10 ton/hektar. Kemampuan produksi super toy ini dapat dikatakan dua kali lipat dibandingkan dengan padi jenis IR 64.

Keunggulan lain dari super toy adalah kemampuannya untuk dipanen hingga 3 kali tanpa perlu perbaruan tanaman. Jadi setelah panen pertama, batang padi disisakan setinggi 3 cm dan dibiarkan untuk tumbuh seperti halnya tanaman padi pada umumnya. Tentu saja keunggulan super toy ini menjadi daya tarik tersendiri bagi petani. Bisa dibayangkan berapa biaya produksi yang mampu ditekan terutama untuk keperluan pembelian benih.

Keberhasilan super toy ditandai dengan panen perdana yang sempat dihadiri oleh presiden SBY pada 17 April 2008 lalu. Panen perdana yang dilaksanakan di Desa Grabag, Purworejo, Jawa Tengah ini memberikan harapan baru bagi petani kita. Super toy sendiri merupakan “hasil temuan” seorang pakar yang tergabung dalam perusahaan berjuluk Sarana Harapan Indopangan alias SHI. SHI bekerjasama dengan Gerakan Indonesia Bersatu (GIB) lah yang mempromosikan sekaligus mengujicobakan supertoy di lahan milik petani.

Kesuksesan super toy yang mampu memikat hati SBY ternyata masih perlu dipertanyakan lagi. Kabar terbaru menyebutkan bahwa super toy gagal untuk dipanen pada musim panen bulan ini. Harapan petani untuk berlebaran akhirnya harus punah seperti asap dan abu yang beterbangan seiring dibakarnya tumpukan jerami dan gabah super toy itu.

Lalu muncul jenis padi MSP atau singkatannya "Mari Sejahterakan Petani" atau bisa juga "megawati Sukarno Putri" (maklum Pemilu). Katanya padi jenis ini merupakan hasil silangan dan padi lokal Lampung. Kemudian mempunyai keunngulan usia tanamnya hanya 105 setelah itu bisa dipanen. Selain umur yang pendek, pengakaran juga cukup kuat, tahan hama dan penyakit. Kemudian pertumbuhannya cepat, sehingga tiga kali panen tanpa olah tanah. Anggaran produksi bisa dihemat 50 persen. Walhasil seperti cerita "Super Toy" tadi tidak ada hasilnya, yang akibatnya pembakaran benih padi dan foto Megawati juga ikut dibakar. Menurut Ktua F-PDIP Tjahjo Kumolo, pembakaran padi MSP dilakukan pihak ketiga untuk merusak citra Megawati Sukarno Putri dan PDIP karena petani menanam benih MSP selalu berhasil dan adanya salah faham (what ever).

Lama-lama kasihan petani, mereka selalu saja dijadikan bahan uji coba para "Penemu Gagal" yang idenya sangat brilian itu. Sudahlah kembalikan saja memakai metode nenek moyang kita dulu. Sudah terbukti dengan menanam padi secara tradisional hasil panen bisa meningkat. Pupuknya juga bukan kimiawi tapi langsung dari sumbernya (kotoran sapi / kerbau). 

Monday, October 13, 2008

IRONI BANGSA INI

Sungguh ironi sekali melihat bangsa Indonesia. Bangsa yang diperjuangkan mati-matian, mengeluarkan darah ataupun dengan tetesan air mata darah oleh para pejuang kita akhirnya menjadi seperti ini. Dimana banyak masyarakat miskin berebut beberapa puluh ribu uang sampai meregang nyawa, berebut tempat mencari nafkah, berebut makanan untuk menyambung hidup, banyaknya urbanisasi dari desa ke kota yang dikarenakan mereka seolah-olah tersihir oleh kemegahan kota-kota besar (padahal realitanya tidak seperti itu). Belum lagi terkena "tsunami" krisis global yang berdampak pada ekonomi keuangan bahkan pada sektor riil juga terkena imbasnya, yang akhir-akhirnya masyarakat juga yang kena getahnya.

Saya paling tersinggung mendengar sebutan "wong cilik" atau "masyarakat kecil" yang selalu digembar-gemborkan partai, caleg, pilpres atau pasangan pilgub atau apalah sebutannya. "Wong Cilik" atau "Masyarakat Kecil" tetaplah MASYARAKAT INDONESIA yang mempunyai hak sebagai WNI. Justru "Wong Cilik" atau "Masyrakat Kecil" inilah yang paling kuat terkena dampak krisis, tidak seperti orang-orang yang katanya "bermodal" atau penguasa atau anggota legislaltif yang sedikit-sedikit cengeng karena kurang dana. Sudahlah hilangkan saja sebutan itu!!! Sebutlah KITA ADALAH ORANG INDONESIA!!! Sekarang tinggal bagaimana Pemerintah memberlakukan kesamaan hak antar bangsa, dan juga bentuklah kesetiakawanan sosial, hidupkan sektor ekonomi mikro, majukan sektor pertanian sehinngga tidak ada  lagi urbanisasi, majukan pendidikan bagi SEMUA WARGA NEGARA INDONESIA. Apabila perut masyarakat telah terpenuhi Insya Allah gonjang-ganjing sepert ini berkurang.

Maafkan apabila ada perkataan saya yang tidak berkenan, karena saya hanyalah ingin mencurahkan semua unek-unek saya. Semoga bermanfaat. Wassalam