Tuesday, October 28, 2008

Sekretaris DPW PA Bireuen: Tidak Benar Kader PKS Diintimidasi

HTML clipboard

* Hanya Sebatas Pembicaraan Teman, Bukan Politik

Sumber: rakyataceh.com, 29-10-2008

BIREUEN-Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh (PA) Bireuen membantah pernyataan yang menyebutkan dua kader parlok itu, melakukan intimidasi dan pelecehan terhadap kader puteri PKS. Bahkan, pengurus parnas (PKS red) tersebut, dituding terlalu membesar-besarkan isu yang belum jelas duduk persoalannya. Buktinya, setelah dilakukan pengecekan ke lapangan, ternyata tudingan itu tidak terbukti. Demikian keterangan Sekretaris DPW PA Bireuen, Muzakkir didampingi Sekretaris Komite Peralihan Aceh (KPA), Abu Karim saat ditemui koran ini, Selasa (28/10).

Penjelasan itu disampaikan terkait aksi demo puluhan kader PKS ke kantor PA awal pekan ini.”Kami telah melakukan pengecekan, dua kader PA yang juga anggota KPA, kenal dengan korban Erna yang merupakan caleg PKS, obrolan mereka hanya sebatas pembicaraan teman sekampung dan tidak menjurus pada persoalan politik, konon lagi sikap dan tindakan yang menjurus pada intimidasi, tidak benar itu terjadi,” sebut Muzakkir.

Dia mengaku terkejut mengetahui kedatangan puluhan kader PKS berpakaian semi militer mengepung Kantor DPW PA. Sebab sebelumnya Abu Karim mendapat telepon dari Ketua Umum DPD PKS BIreuen, Fauzi SSi yang hendak bertemu. Namun rencana awal itu batal setelah belum disepakati lokasi pertemuan.

”Saya cukup kaget saat menerima kabar ada pasukan berpakaian hitam berorasi di depan kantor PA, mereka juga membentang spanduk menyebut-nyebut Hasan Tiro, lantas saya coba mendatangi mereka,” sebut Abu Karim.
Muzakkir menambahkan, setelah mengentahui aksi itu tidak mengantongi izin kepolisian, lantas pihaknya meminta para pendemo untuk berdiskusi.

Namun urung mendapat solusi terbaik karena beberapa kader PA yang baru datang dan kecewa melihat aksi tersebut, meminta kader PKS itu melucuti pakaian mereka sendiri karena dinilai salah besar. ”Kami merasa hal itu wajar karena dilakukan di halaman kantor PA, mereka sudah mengusik kami,” tambahnya.

Kendati demikian, Abu Karim maupun Muzakkir sangat menyesalkan tindakan kader PKS, karena bukan sepenuhnya dilakukan oleh kader PKS Bireuen, melainkan ikut disusupi pihak-pihak dari luar Bireuen yang hendak memperkeruh suasana, di samping itu aksi kemarin disebutnya secara tidak langsung memberitahukan kepada masyarakat bahwa keberanian itu ada sama pihak PKS.
Muzakkir mengatakan, tindakan kader PKS kemarin sangat salah, karena secara struktur, persoalan itu dapat dibahas pada tingkat kecamatan.

Namun tidak dilaporkan ke tingkat kecamatan dulu, malah langsung diperbesar hingga tingkat propinsi. Lebih lanjut disebutkannya, pihak PA akan berkoordinasi terlebih dahulu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun pihaknya akan menempuh jalur hukum dalam menyelesaikan kasus itu.

Informasi dihimpun koran ini menyebutkan, kronologis kejadian bermula pada tanggal 24 dan 25 Oktober lalu, di Desa Geulanggang Rayeuk, Kecamatan Kutablang, Bireuen. Kala itu, Ernawati (21) warga desa itu mendapat intimidasi dan ancaman pembunuhan karena memasang bendera partainya (PKS-red) di pekarangan rumahnya.

Lantas dua anggota PA, warga setempat yakni, Sidan dan Nasir Usup Jalu, disebut-sebut telah dua kali mengancam Erna. Kendati demikian, laporan resmi terkait kronologis telah disampaikan ke pihak berwajib dalam hal ini Polres Bireuen.

Sementara Ketua Umum DPD PKS, Fauzi SSi yang ditanyai wartawan kemarin mengatakan, pihaknya menyesalkan sikap dan perlakuan intimidasi yang diterima oleh korban yang merupakan kader puteri PKS, dia berharap perlakuan itu tidak terulang kembali oleh elemen masyarakat lain, sehingga dikhawatirkan dapat mencoreng perdamaian.

Dia mengaku, aksi spontanitas kader PKS yang direfleksikan di halaman Kantor PA Bireuen, awalnya sebut Fauzi, mereka hanya ingin menyerahkan pernyataan sikap sambil berorasi menyampaikan uneg-uneg, setelah memberitahukan kepada pihak PA maupun KPA wilayah setempat.

“Saya menelpon Abu Karim, Sekretaris KPA, sebelumny dan minta untuk bertemu guna membahas persoalan intimidasi yang dilaporkan oleh kader kami, namun mereka menginginkan persoalan tersebut dibicarakan di salah satu warung kopi, kemudian direspon oleh kader PKS dengan mendatangi langsung Kantor PA, di Desa Meunasah Blang, Kecamatan Jeumpa, Bireuen.

Fauzi mengatakan, sejak awal delegasi itu tidak berkeinginan membuat keributan, sehingga mereka tidak melakukan perlawanan, bahkan saat dimintai melucuti pakaian masing-masing tetap diindahkan.

Meskipun mengakui tidak mengantongi izin resmi dari pihak kepolisian, karena niatnya melakukan audiensi secara baik-baik dengan pihak PA, namun Fauzi berharap pada pimpinan masing-masing parpol ini, agar dapat berdiskusi secara lancar dan tertib guna mendapatkan solusi terbaik terkait permasalahan yang mereka terima itu (bah)

No comments:

Post a Comment