Monday, March 16, 2009

Minta klarifikasi manuver2 politik PKS

Assalamualaikum wr wb,

Terus terang hati saya deg-deg-an melihat manuver politik PKS akhir-akhir ini, banyak batas-batas syariah mulai dilompati untuk kemenangan partai, saya takut ada oknum yang justru jadi orang kuat di PKS yang menyetir arah gerak PKS. Tolong yakinkan saya...

Wassalamualaikum wr wb,

-iip-

26 comments:

  1. batas syariah yang mana kang ? sebutkan semua

    ReplyDelete
  2. iya, sebutkan saja contohnya Akh.
    Atau tanya ke dewan syari'ah di tempat Akh Iip.

    ReplyDelete
  3. 1. waktu saya balik ke Banten di Serang khususnya, saya mendapat info dari teman-teman yang juga wartawan, PKS mengadakan kampanye menyeberkan brosur tentang PKS, tapi yang menyebarkan adalah wanita-wanita tak berjilbab, mirip SPG gitu. Menurut saya ini bisa menimbulkan fitnah seakan-akan berpakaian demikian itu boleh.

    2. Kemudian juga tentang pengangkatan caleg non muslim.

    3. Mengangkat wanita jadi caleg.

    4. google saja keyword "pks mengangkat caleg non muslim", sepertinya banyak yang berhubungan.

    terus terang saya agak khawatir, saya ingin tahu apakan ini siyasah atau bagaimana, mungkin ada yg bisa menjelaskan kepada saya, teman-teman saya yang dulu ikut mendukung PKS sekarang juga jadi ragu, beberapa bahkan menegaskan diri untuk golput.

    ReplyDelete
  4. Itu sesuai dengan aturan yang mewajibkan kuota 30% untuk caleg perempuan.

    ReplyDelete
  5. ahh...bodohnya saya...terima kasih pak, saya lupa bahwa ini aturan konyol pemerintah yang tetap harus di ikuti, sekali lagi terima kasih..pak.

    ReplyDelete
  6. ini di daerah mana? Setahu ana hanya di daerah yg mayoritas non muslim.

    ReplyDelete
  7. mungkin akhwat kita lagi sibuk di daerah lain sehingga yg kelihatan sama teman2 antum dan wartawan ya perempuan tiu.
    Hemat ana, tanya ke struktur terdekat.

    ReplyDelete
  8. waktu itu waktu saya memang agak mepet, jadi tidak sempat klarfikasi. ada teman yang rencananya mau melakukan itu tapi saya belum kontak lagi. ini baru saja saya sms, dia sekarang di Bandung sedang S2 di ITB. segera saya posting kalau sudah dapat jawabannya.

    ReplyDelete
  9. ternyata belum sempat klarifikasi juga, reply-nya :

    "belum, tapi bisa di maklumi karena target untuk kumpulkan massa, dan coba mengurangi imej ekslusifnya PKS, ini cuma strategi, banyak aktifis UI, seperti bang Zul dll pakai cara populer"

    tapi saya tetap belum sreg nih, kenapa tidak tetap berani beda saja, karena Allah tidak akan meninggalkan tentaranya bermain sendiri di kancah peperangan. Pertolongan Allah pasti akan datang.

    ReplyDelete
  10. Boleh ikut urun rembug.
    Setahu ana, sebenarnya akhwat kita hampir seluruhnya sudah turut menyumbangkan tenaga dan pikiran bahkan waktu untuk Nasyur Fikrah, namun bukan kebetulan, sebagian besar ummahat adalah asatidzah, sedangkan sebagian besar akhwat yang belum menikah adalah mahasiswa aktif (aktifitas yang cukup menumpuk), sehingga pada akhirnya mengoptimalkan simpatisan yang sebagian beasr adalah objek da'wah yang harus terus dibina dengan nilai-nilai Islam yang benar siring dengan sharing amanah untuk memberikan kepercayaan bahwa siapapun kita harus memberikan sumbangsih, se'miskin' apapun kualitas keilmuan dan ruhiyah kita...

    Semoga kita, dan seluruh kader da'wah dimanapun berada tidak pernah lelah untuk membina masyarakat. Jangan pernah berfikir merasa cukup dengan menjaring massa, namun sudah selayaknya kita semua merasa memiliki beban tanggung jawab untuk islahul ummat...

    Btw...Pekerjaan rumah kita banyak sekali ya...apapun hasil pemilu, amanah di pundak kita untuk mencerahkan masyarakat dengan Al Islam sangatlah banyak...
    Allahummanshur ikhwanalladzina sabaquuna bil imaan...wal mujahidina fi kulli makaan...

    Wallahua'lam.

    ReplyDelete
  11. Teruslah merasa khawatir, karena hanya orang-orang yang berimanlah yang akan terus menjaga kebersihan da'wah yang dijalaninya... Sungguh Allah mengkaruniakan kegundahan kepada para mujahid-Nya agar dapat terus tersemangati dalam berda'wah dan berjihad fi sabili Rabbi...

    Wallahua'lam

    ReplyDelete
  12. semoga saja demikian pak..aamiin..allahuma ..aamiin...

    ReplyDelete
  13. sepertinya saya yang terburu-buru, mungkin ini akibat gundah hati yang saya tahan beberapa lamanya membuat pikiran saya jadi pendek. sepertinya untuk caleg tidak apa-apa, karena memang bukan sebagai pemimpin tapi sebagai perwakilan untuk menangani masalah-masalah tertentu yg spesifik, kecuali untuk perwakilan yang sifatnya region saya tetap tidak setuju. padahal untuk DPD partai sudah tidak ada lagi hubungannya...hmm...saya menjawab sendiri pertanyaan saya, mohon ditambahkan untuk menguatkan keyakinan saya.

    ReplyDelete
  14. hmm...berarti tentang caleg non muslim pun kasusnya sama, ini sebagai wakil dari golongan yang memang diperlukan masukannya dalam mengambil keputusan-keputusan di dewan, kecuali untuk pemimpin tetap tidak dibolehkan, begitukah? masukannya please, karena saya hanya pendukung dan bukan kader PKS jadi saya perlu masukan dan informasinya dari kader yang tahu banyak soal ini. thx sebelumnya

    ReplyDelete
  15. saya sempat SMS perihal ini ke Presiden PKS kemarin.
    Yg diputuskan DPP adalah DPR RI dan DPRD Provinsi semuanya Muslim.
    Sedangkan untuk Caleg DPRD Kab/ Kota diputuskan sama DPW.
    Untuk daerah mayoritas non Muslim, pasti ada pertimbangan lain. Meskipun saya sendiri belum tahu, apa benar ada caleg non Muslim di CAD DPRD Kab/ Kota.

    ReplyDelete
  16. ok, terima kasih, saya semakin lebih tenang. tentang keputusan DPW dalam memilih caleg tsb. harusnya proses pemilihannya dengan substansi yang sama dengan pusat, kalau tidak kan bahaya karena bisa tidak terkontrol arahnya dan bisa membingungkan simpatisan kayak saya ini. Nah mungkin bisa dishare kalau ada yang tahu substansinya, sekalian barangkali ada inventarisasi data tipe caleg yang sudah dilakukan dari daerah sampai ke pusat. terima kasih sebelumnya.

    ReplyDelete
  17. ya mbak, saya sudah menarik pertanyaan saya yang ini, terima kasih atas linknya, bermanfaat sekali buat saya

    ReplyDelete
  18. he.he.he..
    sama aja dengan multiply ini...
    karena belum ada multiply made in arab, ya terpaksa pakai multiply made in kafir...

    ReplyDelete
  19. gak bisa disamain dengan produk dunk , produk gak bisa memberikan pendapat, pendapat seseorang dipengaruhi ilmu, nah ilmunya orang kafir kan beda ama orang Islam. Kalo MP mah menghukuminya hukum benda ajahhh..

    ReplyDelete
  20. sama ajalah...
    makai orang non muslim kan, karena tidak ada tokoh massa muslim yang besar disana...
    nah, dari pada tokoh massa non muslim disana potensinya digunakan oleh orang lain, kenapa tidak kita manfaatkan, yang penting ada deal deal yang disepakati bersama, soal prinsip agama, tidak di ganggu gugat, tetapi soal kepentingan bersama, harus kompak dan adil..

    ReplyDelete
  21. Boleh nimbrung ya mas...
    Setuju dengan mas utara19. Ada deal-deal yang disepakati. Seperti halnya ketika Rasulullah menyepakati Piagam Madinah dengan orang-orang Yahudi-Nasrani. Mereka menjalin hubungan sosial masyarakat dan sama-sama melindungi Madinah dari serangan orang-orang kafir Quraisy. Namun prinsip agama tidak Ada "deal-deal"an. Meskipun akhirnya orang-orang Yahudi Laknatullah mengkhianati Piagam tersebut. Wallahua'lam.

    ReplyDelete